Pengenalan Konsep Analog dan Digital
Dalam
kehidupan sehari-hari, misalnya pada bidang sains, teknologi, bisnis
dan lain sebagainya, kita selalu berurusan dengan kuantitas-kuantitas.
Kuantitas-kuantitas ini diukur, dihitung, dicatat, dimonitor dan
dimanipulasi secara aritmatika. Pada umumnya manusia menggunakan
bilangan untuk merepresentasikan semua kuantitas tersebut.
Secara
garis besar ada dua cara yang dapat digunakan dalam merepresentasikan
bilangan dari suatu kuantitas, yaitu analog dan digital.
Representasi Analog.
Pada
representasi analog, suatu kuantitas dinyatakan dengan kuantitas lain
yang berbanding lurus dengan kuantitas pertama tersebut. Suatu contoh
representasi analog adalah speedometer mobil, dimana defleksi jarum
menyatakan besarnya kecepatan mobil dan jarum speedometer akan mengikuti
setiap perubahan yang terjadi saat mobil berjalan dengan kecepatan yang
naik atau turun.
Contoh lainnya adalah pada mikrofon audio, Pada
alat ini tegangan output dihasilkan sebanding dengan amplitude
felombang-gelombang suara yang menabrak mikrofon. Perubahan pada
tegangan output akan selalu mengikuti perubahan frekuensi suara pada
inputnya.
Contoh-contoh yang lainnya dapat anda tentukan dari sebuah
kejadian yang sifatnya mengukur kwantitas. Ketika kita malakukan
pengukuran terhadap sebuah kuantitas, misalnya suhu, kecepatan,tinggi
badan dan lain sebagainya, hasil yang didapatkan biasanya tidak selalu
bilangan bulat.
Kuantitas-kuantitas analog pada contoh diatas
mempunyai karakteristik yang unik, yaitu dapat berubah secara bertingkat
pada suatu rentang harga kontinyu.
Representasi DigitalPada
representasi digital suatu kuantitas tidak dinyatakan dengan kuantitas
sebanding tetapi dengan simbol-simbol yang disebut digit. Misalnya pada
jam digital, yang menunjukkan waktu dalam bentuk digit-digit decimal.
Walau pada kenyataan waktu terus berganti, namun yang terbaca dalam jam
digital tidak berubah secara kontinyu. Digit decimal pada jam digital
akan berubah satu step demi step (permenit atau perdetik). Dengan kata
lain, representasi digital dari waktu berubah dalam step-step diskrit.
Untuh memudahkan, kuantitas digital didapat dari hasil menghitung,
dimana ketika kita menghitung hasil yang didapat adalah bilangan bulat.
Dari
uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa perbedaan utama antara kuantitas
analog dengan kuantitas digital adalah bahwa kuntitas analog bersifat
kontinyu sedangkan kuantitas digital bersifat diskrit.
Karena
representasi digital mempunyai sifat yang diskrit maka pada saat membaca
harga suatu kuantitas digital tidak ada penafsiran mendua, sedangkan
harga dari kuantitas analog sering menimbulkan interpretasi yang
berbeda.
Sistem Digital dan Sistem Analog.Sebuah
sistem digital adalah suatu kombinasi alat-alat (listrik, mekanis,
fotolistrik dan lain sebagainya) yang disusun untuk melaksanakan
fungsi-fungsi tertentu dimana kuantitas-kuantitasnya dinytakan secata
digital. Sedangkan pada sistem analog, kuantitas-kuantitasnya dinyatakan
sesuai dengan keberadaan fisiknya yang pada prinsipnya bersifat analog.
Banyak
sistem-sistem praktis bersifat hybrid, berarti terdapat baik kuantitas
analog maupun kuantitas digital dan terjadi konversi terus menerus
antara dua kunatitas tersebut.
Sistem-sistem digital memberikan
keuntungan berupa kecepatan dan kecermatan yang lebih bersar serta
kemampuan memorinya. Selain itu sistem-sistem digital tidak mudah
terpengaruh oleh perubahan karakter listrik komponen-komponen sistem,
dan dapat digunakan pada rentang pemakaian yang lebih besar.
Didalam
kenyataannya hampir semua kuantitas adalah bersifat analog, dimana
kuantitas inilah yang sering diukur, dimonitor atau dikendalikan. Jadi
apabila keuntungan-keuntungan dari sistem digital akan dimanfaatkan,
jelas sekali bahwa terdapat banyak sekali sistem yang bersifat hybrid.
Salah satu contoh adalah sistem pengendalian pada proses industri,
dimana kuantitas analog seperti temperatur, tekanan, kecepatan aliran
dan lain sebagainya di ukur dan dikendalikan.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking